Postingan

Janji - Tere Liye

Gambar
Bahar.  Nama yang terdengar sangat biasa tapi seluruh malaikat tau dirimu. Karakter fiksi tapi tentu saja efeknya tidak fiksi. Terimakasih, Bahar. Pelajaranmu sungguh berhatga untukku. Mengenai bagaimana menjadi orang baik yang namanya dikenal oleh penghuni langit, menjadi orang baik yang tidak pernah mau memamerkan sisi baikmu pada orang lain, menjadi orang baik yang selalu terhormat.  Terkadang memang pikiran manusia yang menambah pelik urusan. Mau berbuat baik, tapi pikir pikir dulu. Mau berbuat baik tapi takut merugikan diri sendiri. Sungguh amat relate sekali dengan aku saat ini. Nuraniku selalu ingin berbuat baik ke semua orang. Tapi ternyata aku hanya manusia biasa yang benar benar biasa. Mungkin juga imanku yang masih sangat lemah. Terkadang aku merasa lelah membantu orang lain, berbuat baik pada orang lain. Terkadang muncul pikiran, aku sudah membantu mereka, tapi apakah lantas merrka akan membantuku juga kalau aku kesusahan? apakah aku akan diuntungkan de...

Mata Kopiku

Kamu harus bisa menjadi dewasa serta bisa menjadi sesuatu yang bisa diandalkan oleh dirimu sendiri.  Kamu boleh sedih, namun jadilah orang yang mampu menyembuhkan hati yang lara.  Kamu boleh rapuh, namun jadilah orang yang mampu menguatkan diri yang lemah.  Kamu boleh jatuh, namun jadilah orang yang mampu bangkit dengan kakimu sendiri.  Jalanmu, seperti juga jalanku, masih panjang.  Hanya semesta yang tau akan seberapa terjal dan berliku.  Juga tiada yang tau jalan mana yang akan berpisah atau bertemu.  Namun selama kamu bisa mengandalkan dirimu, selama itu pula kamu bisa melewati semua itu. 

Haruskah aku?

Aku lelah. Aku lelah menjadi aku yang terlalu menggunakan perasaan dalam hal apapun di dalam hidupku. Aku lelah selalu merasa tidak enak, aku lelah selalu merasa harus mampu, dan aku lelah selalu ingin bercerita namun tak bisa.  Apa yang harus kulakukan ketika aku sangat bersemangat untuk melakukan suatu hal, tapi satu detik kemudian perasaanku berubah. Duniaku menjadi gloomy dalam seketika. Apa penyebabnya pun aku tak tau.  Aku ingin menjadi manusia tak berperasaan. Aku ingin menjadi manusia yang sangat penuh dengan logika. Aku tidak suka diriku.  Aku lelah, sangat lelah. 

Akankah sampai akhir?

Gambar
Ketika banyak orang senang atas suatu pencapaian diri, waktu itu aku tidak.  Ketika banyak orang senang atas takdir baik yg tidak disengaja, waktu itu aku tidak.  Tentu saja karna bukan ini yang kumau.  Lorong sepi, dingin, dan tidak menggembirakan pikirku. Namun bagaimana lagi, tidak ada tempatku selain disini. Mau tidak mau aku harus bertahan.  Entah angin apa yang menguatkanku saat itu, ketidakmauan diri menjadi suatu anugrah yang terus berjalan selama 4 tahun. Genap 4 tahun sudah di bulan Agustus, yg tepatnya kapan pun aku lupa. Seharusnya pula aku mengakhiri semua perjalanan kampusku di bulan itu. Namun semua rencana tiba tiba berubah. Diri ini seakan tidak siap untuk itu. Sempat aku berpikir, siapa sebenarnya aku selama ini? Seperti apa aku yang sebenarnya? Hingga merasa tidak bisa bertahan di situasi yang serba berubah. Entahlah, pertanyaan itu belum pun terjawab sampai sekarang.  Pemandangan yang tak kunjung selesai, sejak awal ta...